MEMILIH TELUR AYAM YANG BAIK

 Tentu saja! Ini dia artikel blog santai tentang cara memilih telur, lengkap dengan analogi dan contoh dari lingkungan SMK yang punya jurusan Agribisnis Ternak Unggas (misalnya SMK N 1 Kedawung Sragen atau SMK lain yang relevan).


[Judul Blog] Jangan Sampai Ketipu! Ini Rahasia Jitu Memilih Telur Terbaik (Ala Anak Kandang SMK)

Hai DhafaFarmm Lovers!

Siapa sih yang gak suka telur? Mau digoreng, direbus, didadar, atau jadi topping mie instan, telur itu penyelamat banget di kala lapar melanda. Tapi, pernah gak sih kamu ragu pas mau beli? Telur yang bagus itu yang kayak gimana sih?


Nah, berhubung kita di sini berkecimpung di dunia ternak unggas, khususnya di kandang-kandang keren kayak di SMK N... (sebutkan nama SMK yang relevan, misalnya SMK N 1 Kedawung Sragen) jurusan Agribisnis Ternak Unggas (ATU), kita punya rahasia memilih telur yang grade A plus-plus!

Yuk, kita bedah tuntas cara memilih telur, biar kamu gak cuma tahu makan, tapi juga tahu yang terbaik!


1. Cek Fisik Si Cangkang: Jangan Pilih yang "Luka-luka"

Telur itu kayak orang, kalau luarnya sudah cacat, ada kemungkinan dalamnya juga terganggu.

Analoginya: Bayangkan cangkang telur itu helm pelindung buat si kuning dan putih telur. Kalau helm-nya retak, berarti perlindungan udah bocor, kuman atau bakteri bisa gampang masuk.

Cara Cek:

  • Perhatikan keutuhan cangkang. Hindari telur yang retak, pecah, atau bahkan ada bagian yang lunak. Retakan sekecil rambut pun bisa jadi pintu masuk bakteri.

  • Lihat kebersihan. Pilih cangkang yang bersih dari kotoran ayam atau sisa pakan. Kalau terlalu banyak kotoran, fix pengelolaannya kurang higienis.

Contoh di SMK ATU:

Anak-anak ATU pasti tahu banget, telur yang baru keluar dari kandang battery itu harus langsung diseleksi. Kalau ada yang retak sedikit (hairline crack), langsung dipisah. Telur retak ini biasanya gak dijual ke konsumen, tapi diolah sendiri atau langsung dipakai untuk praktek masak di sekolah.

2. Uji Getar "Si Telur Goncang"

Ini cara paling gampang dan gak perlu alat. Telur yang segar isinya padat dan terikat kuat.

Analoginya: Kalau kamu lagi naik motor dan bawa botol air minum yang penuh, digoncang-goncang gak akan bunyi "geblak-gebluk". Tapi kalau isinya tinggal setengah, pasti bunyi berisik.

Cara Cek:

  • Pegang telur dan goyangkan pelan di dekat telinga.

  • Telur segar: Tidak akan ada bunyi kocokan air. Isinya padat.

  • Telur lama/kurang bagus: Akan terdengar bunyi "kocak-kocak" atau "gebyar-gebyur". Ini menandakan putih telurnya sudah encer dan kantung udaranya membesar.

Contoh di SMK ATU:

Saat mau mengirim telur ke pasar atau Unit Produksi sekolah, siswa-siswa ATU sering melakukan tes ini secara cepat. Mereka pegang empat telur sekaligus, lalu digoyangkan perlahan. Kalau ada satu yang bunyi, itu tanda harus segera dikonsumsi, jangan dijual jauh-jauh.

3. Teropong Misterius dengan Cahaya (Candling Test)

Kalau punya senter atau lampu di rumah, kamu bisa coba teknik candling ini. Ini adalah teknik andalan para peternak!

Analoginya: Mirip kayak kita ngecek uang palsu pakai sinar UV. Dengan cahaya, kita bisa lihat "jeroan" si telur tanpa merusak cangkang.

Cara Cek:

  • Arahkan sinar senter ke bagian ujung telur (biasanya ujung tumpul).

  • Telur segar: Bagian dalam akan terlihat jernih, kuning telurnya samar, dan kantong udara di ujung tumpulnya kecil (sebesar uang koin Rp500).

  • Telur lama/kurang bagus: Kantong udara terlihat besar. Mungkin juga terlihat bintik-bintik atau bayangan gelap (tanda ada noda/gumpalan darah).

Contoh di SMK ATU:

Di lab penetasan (kalau ada) atau di ruang sortasi, anak ATU diajari cara candling untuk memilih telur tetas. Kalau kantong udaranya sudah besar dan banyak noda, telur itu gak akan bisa menetas jadi anak ayam. Prinsipnya sama: telur yang akan dimakan pun harusnya punya kondisi internal yang prima.

4. Cek Umur Simpan: Jangan Terlalu Lama di Kulkas Biasa

Telur itu punya umur simpan. Meskipun bisa tahan lama, kualitasnya pasti menurun.

Analoginya: Telur itu kayak baterai. Begitu dipanen, daya tahannya mulai berkurang, apalagi kalau disimpan di suhu ruang.

Cara Cek:

  • Tanyakan kapan telur itu dipanen. Peternak atau toko yang jujur akan tahu tanggal panennya.

  • Pilih telur yang baru panen (di bawah 1 minggu).

  • Setelah dibeli, simpan di kulkas. Ingat, telur yang sudah dicuci atau sudah lama dikeluarkan dari kulkas sebaiknya segera dihabiskan.

Contoh di SMK ATU:

Di Teaching Factory (Tefa) atau unit bisnis peternakan sekolah, telur yang dipanen pagi hari langsung dicatat tanggalnya. Mereka tahu betul, telur yang dijual haruslah yang paling fresh, karena itu standar kualitas utama produk ternak unggas.


Kesimpulan (Biar Gak Pusing)

Memilih telur yang bagus itu intinya cuma tiga: Cangkang Mulus, Isi Padat (gak bunyi kocak), dan Kantong Udara Kecil.

Dengan bekal ilmu dari anak-anak kandang SMK Jurusan Agribisnis Ternak Unggas ini, sekarang kamu gak perlu khawatir lagi kena zonk saat beli telur. Dijamin deh, hasil masakan kamu dari telur yang fresh akan jauh lebih enak dan bergizi.

Selamat berburu telur terbaik, DhafaFarmm! Sampai jumpa di postingan berikutnya!


(Bisa ditambahkan foto-foto ilustrasi: Telur utuh, telur retak, dan mungkin foto anak SMK lagi candling telur kalau ada)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KOMODITAS TERNAK